Pojok Literasi
Strategi Meningkatkan Minat Baca Di Kalangan
Masyarakat
Pendahuluan
Pojok literasi merupakan gerakan yang dilakukan
sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa. Dengan pojok literasi, para siswa
dapat mengakses bacaan-bacaan dari berbagai genre melalui stand yang tersedia
di setiap ruang kelas. Nggak cuma bacaan mengenai pelajaran, buku-buku hiburan
juga ada di Pojok Literasi dalam kelas.
Selain itu, Pojok Literasi bisa disandingkan dengan
Pohon Literasi yaitu pohon-pohonan yang dibuat dengan tujuan untuk mencatat
buku apa saja yang telah dibaca para siswa. Judul buku yang dibaca ditulis di
selembar daun. Daun tersebut juga bisa diisi dengan penggalan-penggalan kalimat
(quote) atau ringkasan dari buku yang dibaca. Dengan begitu, frekuensi siswa
untuk membaca akan lebih banyak.
Pojok literasi juga dimanfaatkan oleh siswa saat waktu
senggang seperti saat jam istirahat, atau selesai mengerjakan tugas dari guru.
Maka dibuatlah seindah mungkin agar menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Kebanyakan siswa malas membaca buku jadi dibuatlah semenarik mungkin, senyaman
mungkin agar yang malas membaca jadi tertarik juga.
Dengan adanya pojok literasi tentu akan menambah
wawasan siswa maka lahirlah karya-karya siswa yang bermacam-macam pula seperti
puisi, pantun, cerpen, laporan dan lain-lain. Dan siswa bisa pula
mengembangakan nya menjadi Mading (Majalah Dinding) sekolah.
Metodelogi
Penelitian ini berfokus pada bagaimana cara guru untuk
meningkatkan minat baca di kalangan Masyarakat atau siswa mereka. Kebanyakan Masyarakat
atau siswa-siswa sekarang malas untuk membaca dikarenakan faktor dari dirinya
sendiri atau mungkin faktor dari dia terus menerus main hp dll.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif. Penelitian yang lebih menekankan analisa atau
deskriptif. Yang mana metode kualitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan
tentang “apa (what)”, “bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas suatu
fenomena, sedangkan metode kuantitatif menjawab pertanyaan “berapa banyak (how
many, how much)”.
Penelitian ini menyajikan rincian karakteristik peserta dan saya menggunakan nama samaran demi kenyamanan para peserta
|
Nama |
Umur |
Tingkatan Pendidikan |
Jenis Kelamin |
|
Aisyah |
9 Tahun |
SD |
Perempuan |
|
Kia |
14 Tahun |
SMP |
Perempuan |
|
Hana |
17 Tahun |
SMA |
Perempuan |
Saya mengumpulkan data melalui wawancara terstruktur. Pada Wawancara satu lawan satu yang masing-masing berlangsung sekitar 30 menit dilakukan dengan masing-masing peserta. Wawancara dilakukan dalam bahasa Indonesia untuk menjamin kerahasiaan partisipan.
Hasil
Bedasarkan wawancara yang telah saya lakukan dapat
disimpulkan bahwa kurangnya minat baca pada diri masyarakat atau para
siswa-siswi dilingkungan sekitar. Ada 2 faktor penyebab kurangnya minat baca
siswa/masyarakat.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
diri siswa yaitu kemampuan membaca, memahami makna yang terkandung dalam
bacaan, kurangnya membiasakan membaca, membaca buku atas perintah guru, siswa
jarang mencari buku atau bahan bacaan sesuai dengan kebutuhannya, siswa yang
menyelesaikan tugas melalui internet tanpa buku.
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh diri siswa
sendiri yaitu lingkungan sekolah kurang mendukung, budaya membaca yang kurang
dilingkungan sekolah, program literasi belum berjalan maksimal, mading sekolah
yang tidak pernah diperbarui, sekolah tidak memiliki tempat khusus untuk
membaca selain diperpustakaan, peran perpustakaan sekolah yang belum maksimal,
dan pengaruh pengunaan smarthphone.
Pembahasan
Pojok literasi adalah suatu area atau sudut yang
didedikasikan untuk kegiatan literasi atau kegiatan yang berhubungan dengan
membaca, menulis, dan pemahaman teks. Biasanya, pojok literasi dapat ditemukan
di sekolah, perpustakaan, pusat komunitas, atau tempat-tempat lain yang
mendukung pengembangan literasi.
Tujuan dari pojok literasi adalah untuk mendorong
minat dan kesadaran akan pentingnya literasi dalam masyarakat. Pojok literasi
biasanya dilengkapi dengan berbagai buku, majalah, dan media lainnya yang dapat
membantu meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Selain itu, dapat
menyediakan permainan edukatif, aktivitas, dan bahan bacaan yang menarik untuk
mendorong anak-anak dan orang dewasa untuk lebih terlibat dalam literasi.
Pojok literasi diharapkan dapat merangsang peserta
didik untuk lebih gemar membaca dan melakukan aktivitas lain yang dapat
megembangkan potensi dan daya pikir mereka. Dengan adanya pojok literasi tentu
akan menambah wawasan siswa maka lahirlah karya-karya siswa yang bermacam-macam
pula seperti puisi, pantun, cerpen, laporan dan lain-lain. Dengan begitu,
frekuensi siswa untuk membaca akan lebih banyak.
Kesimpulan
Kurangnya minat baca siswa adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan. Upaya kolaboratif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung minat baca yaitu dengan menghadirkan bahan bacaan yang menarik, serta memberikan dukungan dan dorongan kepada siswa untuk membaca dapat membantu mengatasi masalah ini dan meningkatkan potensi belajar dan pengembangan siswa secara keseluruhan. Contohnya pojok literasi merupakan gerakan yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa. Dengan pojok literasi, para siswa dapat mengakses bacaan-bacaan dari berbagai genre melalui stand yang tersedia di setiap ruang kelas. Tidak cuma bacaan mengenai pelajaran, buku-buku hiburan juga ada. Selain itu jika kalian bosan baca pojok literasi di sekolah kalian bisa membaca diperpustakaan terdekat di lingkungan kalian.
Foto
Video


Komentar
Posting Komentar